Kamu tau saat ini hujan yang mengguyur
di kota kelahiran kita telah berhenti tapi sungguh hujan yang kamu tumpahkan di
hatiku malam ini sama sekali tidak memberi tanda akan berhenti, bahkan kalau
ini mimpi aku ingin segera bangun tapi sayangnya ini semua nyata, ini adalah
kenyataan yang ada tanpa sandiwara tanpa
topeng darimu. Apakah selama ini aku benar-benar menjadi boneka bodohmu? Entahlah
aku tak mengerti sama sekali apa yang kamu pikirkan.
Aku tak ingin mempercayai pesan
singkatmu barusan. Mungkin aku tak lagi menghibur untuk dimainkan. Kamu bisa
dengan mudahnya mengatakan itu, setelah seharian aku menunggu balasan dan
ternyata balasan itu justru semakin meremukkan hatiku.
Apa kamu memang sekejam itu
jika tanpa topeng? Apa itu dirimu yang sebenarnya? Malam ini aku benar-benar
membuat mataku bengkak. Menguras semua air mata yang selama ini susah payah aku
tahan hanya agar bisa tersenyum di depanmu. Aku tak mengerti apa alasanmu. Tapi
sungguh kamu benar-benar memberiku pilihan yang sullit dengan pesan itu.
aku marah? Tidak lebih tepatnya
kecewa. Aku bahkan bilang akan membencimu tapi sampai saat ini pun aku tak tau
bagaimana cara untuk membencimu. Aku belum pernah melakukannya meskipun ini
bukan pertama kalinya kamu meremukkan hatiku. Entahlah sihir macam apa yang
membuatku kembali bisa memaafkanmu. Saat ini aku boleh saja mengatakan
membencimu dan kata-kata menyakitkan lainnya tapi itu hanya semata-mata untuk
mengurangi rasa sakit ini. Aku tak ingin lagi mendengar alasanmu yang semakin
membuatku tak tau harus berbuat apa.
Kamu benar-benar pemain layang-layang
yang ulung, kamu pandai menarik ulur benang itu. Tapi sayangnya kamu juga
melakukannya padaku. Saat aku menjauh kamu akan begitu pandainya menarikku
kembali. Namun saat aku berada pada titik terdekatmu kamu justru menjauhkanku
dengan cara yang benar-benar membuatku ingin membunuhmu saat itu juga. Tentu saja
aku tak pernah melakukannya.
Rasanya aku benar-benar ingin
menamparmu saat ini, beruntung kamu saat ini tak ada di sini. Beruntung karena
jarak ini kamu tak perlu mendapat hadiah dari kekecewaanku.
Sekarang apa yang ingin kamu
lakukan? Apa yang ingin kamu lihat? Kamu ingin melihatku hancur? Kamu ingin meihatku merengek padamu? Sungguh tak
ada kedewasaan sama sekali jika itu benar yang kamu inginkan. Apa yang membuatku begitu bodoh sehingga
percaya padamu? Kamu bahkan mungkin tak tau apa itu artinya tanggung jawab. Dasar
bodoh! Kamu selalu saja membuatku menangis.
Tulisan ini bukan untukmu jadi
kamu tak perlu repot-repot untuk marah ataupun protes. Aku hanya merasa perlu
melampiaskan kekecewaanku pada sesuatu. Kamu belum puas menyiksaku kan? Tak apa
aku belum akan bunuh diri jadi kamu bisa melakukannya lagi nanti. Tapi setidaknya
biarkan aku sediki menyembuhkan luka ini. Apa kamu keberatan?
Sejujurnya aku membenci diriku
saat jauh darimu. Karena aku tak bisa lagi memakimu dan memanggilmu bodoh. Tapi
malam ini kamu benar-benar membuatku ingin pergi sejauh mungkin darimu. Jarak ini
bahkan tak cukup jauh dalam hal ini. Aku benci pertengkaran malam ini. Apakaha ini
akan jadi akhir? Tak usah khawatir aku akan tetap mendoakan yang terbaik
untukmu. Aku takkan mengutukmu. Selamat tidur bodoh...
#Pas banget denger lagunya Geisha_Lumpuhkanlah ingatanku... mantap! Bakal jadi malam yang penuh mimpi indah
:p
0 komentar:
Posting Komentar