Aku bohong kalau aku bilang aku
baik-baik saja saat kamu pergi. Purwokerto-Batam bukan jarak yang pendek. Entah
kapan kamu akan kembali, entah kita akan saling menguatkan dalam jarak atau
justru saling meremukkan..
Bahkan semalam kita masih
sempat bertengkar hanya karena masalah sepele yang ku besarkan ? atau karena kamu
yang benar-benar membuatku membesarkan masalah sepele itu ? aku lebay katamu..
tapi dengan lebay pun kamu masih saja dingin. Entahlah mungkin syaraf kepekaanmu telah putus. Keras kepala..egois..
kita benar-benar memiliki banyak kesamaan dalam hal ini.
Kali ini jarak ini akankah
menjadi guru untuk kita atau kah menjadi dinding tebal antara kita. Kamu terlalu
mengabaikanku. Entahlah apa yang kamu pikirkan aku sama sekali tak memahaminya.
Kamu hanya selalu menyuruhku untuk mempercayaimu. Setiap aku tanya seperti apa
perasaanmu sesungguhnya padaku kamu tak pernah berani memberi penjelasan. Sungguh
mas, kamu benar-benar egois. Dan saat itu aku hanya bisa berpura-pura tersenyum
dan kembali mempercayaimu. Tapi hatiku berdarah..air mataku bahkan meleleh
tanpa henti. Tapi buat apa aku tunjukkan ? responmu akan lebih menyebalkan dan
lebih membuat air mataku tak mau berhenti. Jangan bilang kalau ini omong
kosong. Aku pernah membuktikannya. Entah kamu ingat atau ngga mas..
Aku rasa kamu benar-benar masih
meragukan keseriusanku karena kesalahanku dulu. Kamu tak bisa lagi mempercayaiku
sepenuhnya tapi kamu juga tak bisa melepaskanku, seperti itu bukan ? begitupun
aku.. aku tak bisa mempercayaimu sepenuhnya ketika kau tetap dingin begini..
saat aku mempercayaimu segini saja kamu lebih dari sering membuat hatiku
berdarah apalagi sepenuhnya ? apa kau berniat untuk membunuhku secara perlahan?
Tapi sama halnya.. aku pun tak pernah benar-benar bisa melepaskanmu sepenuhnya
tak peduli sepertii apapun kamu membuatku frustasi dan sakit hati. Bukankah seperti
itu sejak pertama kita bertemu sekitar liam tahun yang lalu. Waktu yang cukup
lama kurasa.
Tapi mas, kepergianmu kali ini
tetap saja membuatku sesak. Walaupun ketika kita bersama
pertengkaran-pertengkaran tak penting itu lebih sering memdominasi. Akankah aku
bisa bertahan dalam kedinginanmu ?
Kamu tau mas, hari itu sebelum
kamu pergi. Aku merasa sedikit mengunjungi masa lalu kita. Saat kita
benar-benar melakukan hal-hal konyol yang sama sekali ngga penting. Sangat lama..
sangat lama kita tak pernah melakukannya lagi. Aku tau, aku lah yang membuatmu
berubah seperti ini. Tapi aku tak harus menyesalinya bukan ? aku rasa kau
menikmati dirimu yang sekarang.
Saat kamu kembali yang entah
kapan aku hanya berharap kita bisa melakukan hal-hal yang menyenangkan lagi
bersama. Padahal liburan semesterku kali ini, kita telah merencanakannya. Sayangnya
pekerjaanmu yang bolehkah ku bilang pengganggu ? :p merusak rencana kita. Aku harap kamu mau menggantinya saat kamu pulang mas.
Memang benar ketika kita
bersama pertegkaran-pertengkaran itu tak bisa kita hindari, memang benar
kata-kata menyakitkan sering kali terlontar begitu saja entah dari mulutku
maupun dari mulutmu. Tapi ketika kita putus kontak dan saling blokir sosial
media, saat itu kita akan sama-sama mencari tau dan diam-diam menulis status
tentang kita dan sejenisnya. Lucu bukan ? kita bertengkar tapi merindu dalam
diam. Kadang aku juga menikmatinya saat diam-diam memperhatikan statusmu lalu berharap
bahwa orang yang ada dalam status itu adalah aku. Lucu tapi itulah kita. Aku rasa
siklus ini benar-benar telah mendarah daging. Bertengkar..putus
kontak..akur..bertengkar..putus kontak.. selalu begitu. Walaupun mungkin lebih
banyak hal yang menyakitkan untuk diingat tapi aku tetap suka mengingatnya..
karena bagaimanapun itu kenangan yang kita dapat dalam waktu yang tak singkat
yah 5 tahun.
Kamu boleh saja tak suka dengan
tulisaanku ini mas, tapi akuilah bahwa itu benar. Lima tahun bukan waktu yang
singkat bukan untuk bisa mengerti seperti apa kamu sebenernya. kamu adalah
lawan bertengkarku yang paling menyebalkan sekaligus yang paling aku rindukan. tak
akan sama kalau bukan kamu lawan bertengkarku. Aku akan sangat merindukanmu
bodoh.. baik-baik di sana ya. Untuk kisah kita selanjutnya kita serahkan kepada
yang memang berhak mengaturnya. Apakah anakku akan memanggilmu om atau ayah ?
ahaha.. masih sangat panjaang jalan untuk bisa menemukan jawabannya. Semua akan
baik-baik saja. Semua akan indah pada waktunya. Selamat jalan dan segeralah
pulang :D
0 komentar:
Posting Komentar