Zeni D Ningrum

Change your words you will change your world !



Aku bohong kalau aku bilang aku baik-baik saja saat kamu pergi. Purwokerto-Batam bukan jarak yang pendek. Entah kapan kamu akan kembali, entah kita akan saling menguatkan dalam jarak atau justru saling meremukkan..
Bahkan semalam kita masih sempat bertengkar hanya karena masalah sepele yang ku besarkan ? atau karena kamu yang benar-benar membuatku membesarkan masalah sepele itu ? aku lebay katamu.. tapi dengan lebay pun kamu masih saja dingin. Entahlah mungkin syaraf  kepekaanmu telah putus. Keras kepala..egois.. kita benar-benar memiliki banyak kesamaan dalam hal ini.
Kali ini jarak ini akankah menjadi guru untuk kita atau kah menjadi dinding tebal antara kita. Kamu terlalu mengabaikanku. Entahlah apa yang kamu pikirkan aku sama sekali tak memahaminya. Kamu hanya selalu menyuruhku untuk mempercayaimu. Setiap aku tanya seperti apa perasaanmu sesungguhnya padaku kamu tak pernah berani memberi penjelasan. Sungguh mas, kamu benar-benar egois. Dan saat itu aku hanya bisa berpura-pura tersenyum dan kembali mempercayaimu. Tapi hatiku berdarah..air mataku bahkan meleleh tanpa henti. Tapi buat apa aku tunjukkan ? responmu akan lebih menyebalkan dan lebih membuat air mataku tak mau berhenti. Jangan bilang kalau ini omong kosong. Aku pernah membuktikannya. Entah kamu ingat atau ngga mas..
Aku rasa kamu benar-benar masih meragukan keseriusanku karena kesalahanku dulu. Kamu tak bisa lagi mempercayaiku sepenuhnya tapi kamu juga tak bisa melepaskanku, seperti itu bukan ? begitupun aku.. aku tak bisa mempercayaimu sepenuhnya ketika kau tetap dingin begini.. saat aku mempercayaimu segini saja kamu lebih dari sering membuat hatiku berdarah apalagi sepenuhnya ? apa kau berniat untuk membunuhku secara perlahan? Tapi sama halnya.. aku pun tak pernah benar-benar bisa melepaskanmu sepenuhnya tak peduli sepertii apapun kamu membuatku frustasi dan sakit hati. Bukankah seperti itu sejak pertama kita bertemu sekitar liam tahun yang lalu. Waktu yang cukup lama kurasa.
Tapi mas, kepergianmu kali ini tetap saja membuatku sesak. Walaupun ketika kita bersama pertengkaran-pertengkaran tak penting itu lebih sering memdominasi. Akankah aku bisa bertahan dalam kedinginanmu ?
Kamu tau mas, hari itu sebelum kamu pergi. Aku merasa sedikit mengunjungi masa lalu kita. Saat kita benar-benar melakukan hal-hal konyol yang sama sekali ngga penting. Sangat lama.. sangat lama kita tak pernah melakukannya lagi. Aku tau, aku lah yang membuatmu berubah seperti ini. Tapi aku tak harus menyesalinya bukan ? aku rasa kau menikmati dirimu yang sekarang.
Saat kamu kembali yang entah kapan aku hanya berharap kita bisa melakukan hal-hal yang menyenangkan lagi bersama. Padahal liburan semesterku kali ini, kita telah merencanakannya. Sayangnya pekerjaanmu yang bolehkah ku bilang pengganggu ? :p merusak rencana kita. Aku harap  kamu mau menggantinya saat kamu pulang mas.
Memang benar ketika kita bersama pertegkaran-pertengkaran itu tak bisa kita hindari, memang benar kata-kata menyakitkan sering kali terlontar begitu saja entah dari mulutku maupun dari mulutmu. Tapi ketika kita putus kontak dan saling blokir sosial media, saat itu kita akan sama-sama mencari tau dan diam-diam menulis status tentang kita dan sejenisnya. Lucu bukan ? kita bertengkar tapi merindu dalam diam. Kadang aku juga menikmatinya saat diam-diam memperhatikan statusmu lalu berharap bahwa orang yang ada dalam status itu adalah aku. Lucu tapi itulah kita. Aku rasa siklus ini benar-benar telah mendarah daging. Bertengkar..putus kontak..akur..bertengkar..putus kontak.. selalu begitu. Walaupun mungkin lebih banyak hal yang menyakitkan untuk diingat tapi aku tetap suka mengingatnya.. karena bagaimanapun itu kenangan yang kita dapat dalam waktu yang tak singkat yah 5 tahun.
Kamu boleh saja tak suka dengan tulisaanku ini mas, tapi akuilah bahwa itu benar. Lima tahun bukan waktu yang singkat bukan untuk bisa mengerti seperti apa kamu sebenernya. kamu adalah lawan bertengkarku yang paling menyebalkan sekaligus yang paling aku rindukan. tak akan sama kalau bukan kamu lawan bertengkarku. Aku akan sangat merindukanmu bodoh.. baik-baik di sana ya. Untuk kisah kita selanjutnya kita serahkan kepada yang memang berhak mengaturnya. Apakah anakku akan memanggilmu om atau ayah ? ahaha.. masih sangat panjaang jalan untuk bisa menemukan jawabannya. Semua akan baik-baik saja. Semua akan indah pada waktunya. Selamat jalan dan segeralah pulang :D

0 komentar:

Posting Komentar