Zeni D Ningrum

Change your words you will change your world !

Please check my Tumblr...
Mengukir-Kenangan.Tumblr.com

Selamat malam sahabat..ini cerita kita..bertepatan dengan hari genapnya kita semua berkepala dua..hahaha..
silakan menikmati :p
cek di sini :D

Cukup sajalah aku menikmatimu dari karya-karyamu,
mencoba puas hanya dengan tersenyum melihat kabarmu melalui dunia maya..
aku tak berani menyapamu terlalu jauh..
terlalu takut untuk terlibat dengan segala urusan hati yang kadang kala justru menyakiti..
Hanya dengan menatap karya-karyamu lama-lama itu sudah cukup untukku,
Selalu kuyakinkan hatiku bahwa aku hanya mengagumi sosoknya..karena karyanya begitu luar biasa..
tapi mungkin rasa ini sudah terlalu lama terpendam hingga begini mengakar..
hingga sulit sekali kusamarkan..
Aku masih berkeras bahwa aku bukan siapa-siapa dan tak akan mungkin kita bertemu dalam dunia nyata..
Aku hanya mengaguminya itu saja.. ada banyak kelebihannya yang bisa aku kagumi bukan? lantas apanya yang tak mungkin untuk kujadikan alasan..
alasan..itulah yang sering sahabatku katakan,
yah mungkin dia lebih pandai menerka hatiku..
segala rasa ini yang kusamarkan dengan istilah "kagum" dengan gampangnya ia kuak..
aku tak tau apa dia serius mengetahui rasaku ataupun hanya bercanda..
tapi sebelum sempat aku mengingkarinya hatiku membenarkan kata-katanya..
Apa yang bisa aku buktikan jika faktanya aku sendiri tak tau apa yang aku rasakan..
Tapi yang jelas aku rasa bahwa aku semakin hari semakin mengaguminya..semoga ini bukan asmara :)



Kamu bercerita padaku tentang sebuah pembelajaran yang sempurna, tentang segala kata yang hanya kelu di lidah tanpa pernah sempat untuk terucap dan semua rasa yang hanya bisa dibisikkan pada angin  dan berharap akan sampai padanya.
Bagiku waktu adalah bagian dari pembelajaran sempurna yang kamu ceritakan padaku, dia memberiku sebuah masa lalu yang penuh kenangan yang bahkan mungkin takkan pernah bisa aku lupakan. Waktu memberiku sebuah kesempatan atas segala kesalahan yang pernah aku lakukan, dia memberiku sebuah penyesalan dan menawarkan sebuah pilihan “tetaplah dalam penyesalan atau berdamai dan menjadi seorang yang lebih baik”. Waktu selalu berbaik hati, dia menawarkan sebuah harapan yang aku sebut masa depan.
Dan pada akhirnya waktu jugalah yang akan mengungkap jawaban atas seperti apa masa depan kita nanti. Dia akan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang seringkali mengusik hati dan pikiran ini. Walaupun sejatinya dia bukan penentu, dia hanya penjelas. Dia mengubah garis kasar sketsa masa depan yang telah kita goreskan tanpa sadar menjadi sebuah warna dan garis tegas yang mampu ditafsirkan oleh logika kita.
Waktu selalu memberikan kita begitu banyak kejutan, bukan? dia memberiku hadiah lewat sebuah pertemuan. sebuah pertemuan yang sebelumnya tak pernah terlintas sama sekali. Sebuah pertemuan yang menghadirkan simpul-simpul baru, membentuk sebuah ikatan yang bahkan terkadang tak kita sadari karena waktu merajutnya dengan begitu rapi.
Seperti apa wujud sebuah “waktu” yang begitu hebat itu? Abstrak.. logika kita tak akan mampu untuk menafsirkannya. Waktu hanyalah sebuah ruang imaji yang tak menghadirkan sosok nyata tapi dia mampu merubah segalanya bahkan perasaan seseorang.
Betapa tidak? Sekeras-kerasnya batu ketika dia termakan oleh usia, seiring berjalannya waktu batu itu akan mengalami pelapukan, keras berubah menjadi lunak. Apalagi hati kita, yang notabenenya tak mungkin sekeras batu. Waktu pasti akan meluluhkannya.
Katamu, biarlah waktu yang mengajarkan kita untuk tetap ikhlas.
Tapi waktu tak akan pernah mengajarkan kita sebuah keikhlasan ketika kita sendiri tak pernah berjuang untuk mengikhlaskan. Ketika kita sibuk untuk tetap mengais puing-puing masa lalu, memaksa waktu untuk mundur  tak akan ada keikhlasan yang bisa ditemukan. Waktu memang mengajarkan kita, tetapi KITA adalah penentu. Akankah kita mau mengikuti apa yang ia ajarkan atau mengabaikannya dan terpuruk dalam penyesalan dan keputus asaan.
Seperti apa sang waktu akan menuntun ku? Seperti apa sang waktu akan merajut kisah hidup ku? Entahlah..biarlah mengalir apa adanya. Yang aku tau aku bersyukur untuk saat ini, untuk kisah ku. Untuk semua yang menghiasi hidupku sampai pada saat ini.



Dear Mr. Insomnia
Aku tak berharap kamu membaca tulisanku ini, dan aku harap kamu ngga marah gara-gara tulisan asal-asalan ini. Hanya saja aku rasa suatu hari nanti ketika aku membaca ini aku akan bisa tertawa dan mengenang masa-masa kebodohan dan kegilaan kita.
Siapa yang mengira kita akan menjadi sebuah simpul, tak pernah aku memikirkannya sama sekali. Hubungan yang berjalan entah dari mana asalnya dan entah atas nama apa, kamu dan aku hanya langsung saja menjadi sebuh simpul. Tak rumit, sederhana bahkan teramat sederhana. Dan ajaibnya simpul kita tak mengikat sama sekali, atau mungkin ini bukan suatu simpul? Ahh perasaan apa yang aku rasakan dan perasaan apaa yang kamu rasakan tak ada yang pernah membahasnya, kita mungkin sudah terlanjur menikmati semua ini. Aku tak ingin memulainya atau mungkin kita tak ingin memulai suatu ikatan yang rumit atas simpul yang kita ciptakan. Atau ada hal lain? Ya siapa yang tau...
Tersenyum untuk setiap pertanyaan yang mereka lontarkan atas hubungan kita, aku dan kamu tak ada yang ingin memperjelasnya, biarlah tetap begitu. Biarlah kita yang tau seperti apa hubungan kita sebenarnya, atau kitapun juga tak tau? Ahh itu sama sekali bukan masalah :D
Tak ada yang perlu diperjelas atau pun dipertegas atas hubungan antara kita, hanya perlu yah emm menikmatinya dan bersyukur mungkin.. aku rasa mengikuti aturan main yang ada selalu lebih baik.
Dan sepertinya simpul kita ini anehnya bukan semakin mendekatkan tapi justru semakin menjauhkan, buktinya jarak rumah yang tadinya bisa ditmpuh 5 menit berubah jadi 15 menit... #upps :D
Selamat menempuh ujian skripsi and good luck :D
Nb : kita (baca) aku dan kamu.. maaf ngga ada istilah kita harusnya itu ..lol:p



Dan ini yang membuatku benar-benar meneteskan air mata..
tak ada jawaban yang bisa aku temukan atas sebuah pertanyaan "Apa kesalahan Bangsa Indonesia yang sesungguhnya?" entah karena memang tak ada jawabannya atau karena terlalu banyak jawaban? aku rasa yang terakhir lebih tepat. 
lihat video ini..dan lihat betapa bodohnya kita :')



Selamat pagi Februari, selamat pagi embun, dan selamat pagi kamu..
Apa tidurmu semalam nyenyak ? itu selalu menjadi rutinitasku tiap pagi, menyapa mereka yang aku sayangi.
Aku terbiasa dengan embun tebal, bahkan lebih tebal dari pagi ini.  Aku menyayanginya, melihatnya seolah melihat sebuah harapan baru. Walaupun hanya tetes-tetes lembut yang bahkan tak terasa walaupun adakalanya ia terasa, seperti halnya harapan kadang ia terasa hingga membuat kita lupa dan berharap terlalu jauh hingga akhirnya jatuh dan terluka namun kadang kala kita tidak merasakannya walaupun sejatinya harapan itu selalu ada bagi setiap mereka yang hidup dan tentunya percaya. Harapan yang sesungguhnya bagiku dan bagi dunia nyataku adalah setipis embun, halus, dan kadang kala memang terasa tapi seringkali tidak.
Aku tumbuh di alam bebas, aku mencintai alam. Sangat indah saat pagi hari mendengar riuhnya kicau burung di atas sana. Saat mentari beranjak naik orang-orang akan sibuk dengan aktifitasnya, para ayah berladang dan ibu-ibu itu sibuk dengan obrolan mereka di pinggiran sungai. Tapi itu dulu, saat aku masih kecil, duduk di pematang dan melihat para petani mengusir burung-burung nakal. Berlarian di pematang demi menangkap capung-capung yang seharusnya tak aku lakukan. Tapi aku masih terlalu kecil saat itu, terlalu kecil untuk mengerti arti bahwa hewan itupun menginginkan kebebasan.
Tapi semuanya sekarang telah berubah, bahkan tempat bermainku pun tak lagi sama. Bahkan aku bisa menulis seperti ini yang dulu tak mungkin bisa aku lakukan. Dulu sejauh mata memandang, sejauh jalan yang kutempuh antara rumah dan sekolah dasarku, padi-padi dan rumput ilalang menghiasi menghijau atau bahkan sudah menguning dan siap memberi kebahagiaan. Tapi sekarang sejauh yang bisa aku lihat gedung-gedung itu yang menjadi penghias di sepanjang perjalanan ku menuntut ilmu.
Sebenarnya dunia kita menuju kehidupan yang lebih baik atau menuju kebobrokan yang lebih nyata, semua serba gampang dan cepat. Aku sendiri pun tak perlu berjalan kaki untuk pergi menunutut ilmu, yang dulu selalu menjadi rutinitasku. Tapi apa itu benar-benar sebuah kemajuan? aku dulu belajar dari alam, belajar untuk bisa mencintai mereka seperti mereka memberi kebahagiaan untukku. Aku merindukan tempat bermain dulu. Semua alat bermain canggih dan modern yang ada saat ini, apa itu benar-benar memberi mereka pemahaman yang jauh lebih baik daripada aku? Alat bermainku dan mungkin teman-teman yang sekarang seusia denganku adalah hanya alat-alat kuno, tak perlu mengeluarkan biaya untuk memperolehnya. Alam menyediakannya gratis untuk putra-putrinya. Aku merindukan masa-masa itu. Boneka sawah, gubug sawah, lumpur-lumpur itu, ahh semuanya telah berubah. Kehidupan yang katanya menuju ke arah yang lebih baik, kehidupan yang katanya menuju ke arah modern senyatanya hanya pengrusakan alam dalam skala besar. Untuk apa semua fasilitas dan kemajuan tatanan kota kalau masyarakatnya tidak diajari untuk mencintainya?
Aku memang ikut menikmati perkembangan jaman ini, ikut menikmati fasilitas dan semua alat modern yang ada. Tapi apa orang-orang di desa, orang-orang yang tak bisa meninggalkan desa yang hanya bergantung dengan alam dan tak memahami fasilitas modern ini bahagia? Kemajuan itu apa hanya untuk kita kaum intelek? Lalu bagaimana nasib mereka? Aku harus menemukan solusinya? Aku rasa memang kita yang harus menemukan solusinya. Semua berubah dan kita harus menjadi bagian dari perubahan itu. Tengoklah sebentar dunia nyata kalian, tempat dulu kalian bermain, tengoklah tetangga kalian yang tak seberuntung kalian, tengoklah sebentar dan pahamilah bahwa kemajuan dan kemakmuran harusnya mengikutsertakan mereka bukan hanya orang-orang berdasi dan bersepatu kinclong yang menggunakan mobil-mobil mewah. Gerobag-gerobag sapi itu juga bagian dari negara ini, alam juga bagian dari negara ini. Bisakah kita tak menyia-nyiakan pengorbanannya? Pertanyaaan untuk diriku sendiri dan untuk kita.
Akan seperti apa aku tumbuh? Akan menjadi apa aku nanti? Bisakah aku menjadi agen perubahan yang nyata bukan hanya lewat tulisan ini? Aku hanya harus tetap maju dan  membuktikannya bukan? Kita akan lihat seperti apa aku nanti, dan semoga tulisan yang aku buat sendiri ini menjadi pengingat apa yang seharusnya aku lakukan, kita lakukan. Dan kamu, dimanapun kamu selamat pagiku selalu tertuju untuk kamu, hanya setipis embun dan sehalus hembusan angin. Hanya sebatas itu memang tapi aku percaya suatu saat kamu akan mendengarnya. Sekarang jalankan misimu Tuan, hingga kita memang pantas meraih kemenangan. Seperti sebuah kata ajaib milik sahabatku “Aku lebih suka memendam rasa, karena aku mengharap akhir yang istimewa”. Kamu akan, kita akan.
Happy Saturday.. Welcome to my life Februari...



Namaku Bintang, aku mencintai hujan dan saat ini di luar hujan turun dengan damainya. Andai aku masih kanak-kanak maka aku saat ini ada di bawah guyurannya, sayangnya aku sudah cukup umur untuk dianggap gila hujan-hujanan malam-malam begini. Hujan selalu mendamaikan, setidaknya untukku. Aku hanya remaja biasa sama seperti kalian. Mungkin remaja yang cukup beruntung, yah setidaknya itu menurutku. Keluargaku benar-benar keluarga yang biasa tidak kaya tapi tidak terlalu miskin. Aku tumbuh di sebuah kota, bukan kota besar memang tetapi cukup layak untuk disebut kota di wilayahku tentunya. Aku tumbuh layaknya remaja biasa, bermain, bercanda, tertawa, menangis, bertengkar dan tentu saja aku juga merasakannya. Sebuah kegilaan kecil yang menjadi bagian penting dalam ceritaku ini yaitu cinta.
Kegilaan kecil yang pada akhirnya menjadi kenangan terindah dalam hidupku, kamu. Awalnya tentu saja aku tak pernah mempedulikannya. Semua sama saja, semua teman dan habis perkara. Selalu sesimple itu pikiranku, tapi sayangnya pikiran mereka tak sesimple pikiranku. Dan mau ngga mau aku harus sedikit merubah pola pikirku.
Dunia maya adalah awal mula penghubung aku dan kamu, yah itu sekitar tahun 2009 saat aku dan kamu sama-sama masih remaja. Aku tak berharap lebih dari perkenalan singkat di dunia maya itu. Ya karena sekali lagi pikiranku masih sesimple “aku hanya menganggapmu teman jadi kamupun harus hanya menganggapku teman”. Cinta? Aku sama sekali belum memikirkannya. Aku masih hafal nomer Hpmu yang kamu kasih saat itu. Walaupun udah ngga aktif tentunya. Hubungan kita tak jauh berkembang, hanya saling menyapa lewat sms dan itu juga kalau sempat.
Tapi takdir berkata lain, ada satu moment yang sama-sama aku dan kamu ikuti, ya itu pertama kali aku bertemu langsung denganmu. Cinta pada pandangan pertama? Aku tak pernah mempercayainya hingga saat ini. Sekali lagi kita hanya teman, iya kan? Atau aku salah? Aku terlalu cerewet dan memang itu bawaan dari lahir dan kamu entah pemalu atau pendiam atau entahlah. Aku belum mengenalmu jadi aku hanya bisa menebak seperti apa sifatmu. Moment yang panjang dan melelahkan kita lalui bersama, tanpa saling sapa tentunya karena moment itu benar-benar bukan moment yang pas untuk saling mengenal. Aku lupa-lupa ingat tapi kamu bilang saat akhir moment itu, aku memanggilmu dan tersenyum padamu. Terlalu di dramatisir kali ya, kamu bilang senyumku manis. Duh cukup dengan kealayan masa remajaku.
Hubungan kita berjalan lancar ya selayaknya teman biasa, menyapa lewat sms yah masa-masa PDKT katanya. Dan entah ceritanya itu gimana, aku dan kamu jadian. Masih ada satu sms mu dari tahun 2010 yang masih aku simpan di Hpku. Entahlah aku hanya tak ingin menghapusnya. Pacaran ? aku rasa aku hanya asal menjawab iya saat itu, aku rasa aku sama sekali belum paham apa itu cinta. Jadi yang ada, hubungan antara sesudah dan sebelum kata jadian itupun sama. Ngga ada jalan bareng, ngga ada pulang bareng, ngga ada ketemu apalagi malem mingguan. Nothing! Aku menolak semua ajakanmu, semua tawaranmu. Entah apa yang aku pikirkan, yah hanya saja menurutku malu rasanya. Sampai hubungan kita berakhirpun aku belum pernah jalan bareng sama kamu. Maaf untuk itu, aku hanya masih polos :p
Aku membuat kesalahan yang besar yah setidaknya itu menurutmu. Menurutmu aku selingkuh, menurutku aku cuma main bareng sama temen cowokku dan ngga pamitan sama kamu. Aku ngga pernah ada niatan buat selingkuh, jalan bareng sama kamu aja ngga mau ngapain selingkuh coba? Mikir ulang deh tuh :p ya tapi aku akui aku salah, dan pantas kalau kamu cemburu. Dan intinya hubungan kita berakhir, atau justru berkembang?
Setelah hubungan itu hancur, justru aku dan kamu semakin dekat walaupun lebih banyak berantemnya. Tapi aku mau diajak jalan sama kamu, perama kali kita main bareng 11 Juli 2010. Kamu mungkin lupa tapi aku ngga, kenapa? Yah hanya saja menurutku aku perlu mengingatnya. Seharian kita main dan sayangnya seperti biasa sehabis nyenengin aku kamu pasti bikin aku nangis. Tapi aku merindukan semua itu, merindukan masa remaja kita. Merindukan saat-saat berantem yang seharusnya ngga perlu sama sekali.
Setelah itu banyak hal yang terjadi, aku sibuk dengan duniaku dan kamu juga sibuk dengan duniamu. Aku sibuk dengan cintaku yang lain dan kamu juga. Masa-masa remaja yang indah bukan? Hanya sesekali lewat dunia maya kita saling menyapa, hubungan kita berakhir tapi tidak pertemanan kita. Setidaknya itu yang aku pikirkan.
Hingga kelulusan sekolah menengah kita, aku tak pernah terpikirkan bahwa kamu akan kembali menjadi bagian dari ceritaku. Tapi takdir berkata lain, akhir sekolah akhir masa remaja kamu kembali dalam hidupku. Kita hanya mengulang siklus kita yang dulu, kalau kamu tak membuatku menangis itu bukan kamu. Ada saja hal yang kita permasalahkan, dan aku terlalu cengeng untuk tidak meneteskan air mata. Sejak kapan aku cengeng? Ah ya aku rasa sejak aku mengenalmu dulu. Menyebalkan, tapi saat ini masa-masa singkat itu yang benar-benar aku rindukan. Tapi semua telah berlalu. Aku membuat pilihan yang salah atau lebih tepatnya dilihat dari cara pandangmu aku membuat kesalahan. Dan itu membuat masa-masa itu menjadi singkat. Kesalahanku mengakhiri semuanya bahkan pertemanan kita sekalipun. Kamu menjadi orang yang berbeda. Dingin. Dan tentunya akulah orang yang harus bertanggung jawab bukan? Maaf dariku tak akan mengembalikan apapun, aku tau itu.
Kamu mungkin tak akan lagi mempercayaiku, tapi entahlah aku hanya ingin sedikit lebih lama bertahan dengan semua ini. Sifatmu yang dingin dan lain sebagainya, setidaknya selama aku bertahan aku tau bahwa aku masih menyayangimu. Aku tak tau takdir apa yang ada di depan sana. Akankah aku masih bisa menulis cerita kita esok hari? Atau aku hanya akan jadi kenangan esok hari ? siapa yang tau.. setidaknya sebelum aku menjadi kenangan aku ingin mengenangmu lebih lama, tertawa seperti orang idiot saat mengenang kegilaan kita dan menangis lebih lama saat aku merasa tersakiti atau bahkan menyakitimu. Setidaknya sebelum aku menjadi kenangan aku masih bisa mengenang ini semua. Aku hanya mampu berdoa lebih lama di setiap sujudku, menangis lebih deras. Entah karena berakhirnya hubungan kita atau karena kita telah salah mengawali semuanya. Aku tau dan kamu juga tau dan pasti semua remaja di dunia ini tau bahwa untuk kita, untuk agama kita hubungan ini tak seharusnya ada. Tapi sungguh di sisi lain aku menangis dalam penyesalan tapi di sisi lain aku berterima kasih atas semua kenangan ini. Aku ingin menunggumu lebih lama.. tapi apa takdir akan berkata seperti itu ? ahh setidaknya bisakah kamu menjadikanku sebuah kenangan? Bukan untuk menghantui hari-harimu tapi setidaknya bahwa seorang Bintang pernah ada di hatimu di dalam hidupmu. Aku tak akan pernah melupakan kalimat saktimu ini  “kamu tau, aku masih sayang sama kamu.. rasa sayangku tak pernah habis. Rasa sayangku ibarat air laut, terkadang ia pasang dan terkadang ia surut. Namun tak pernah kering”. Nice, Terima kasih telah menunjukanku sebuah pelangi yang indah di senja itu di pantai itu bersama gerimis.
Terima kasih pernah menyayangiku.. terima kasih pernah menjadi bagian dari hidupku.
Tapi sejujurnya aku benar-benar merindukan kita yang dulu..  I miss the old you, Rain :’)



Ancaman umum Sistem Informasi Akuntansi
Bencana Alam dan Ancaman Teroris
Kesalahan perangkat lunak dan / atau Peralatan Kerusakan
Kesalahan yang tidak disengaja (Human Error)
Kesalahan yang disengaja (Kejahatan Komputer)
Kecurangan adalah mendapatkan keuntungan yang tidak adil atas orang lain, dengan cara :
membuat sebuah pernyataan palsu, representasi, atau pengungkapan
membuat alasan yang membuat seseorang melakukan tindakan tersebut
 melakukan penipuan
membuat alasan sebagai pembenaran atas tindakannya
Individu yang melakukan penipuan disebut sebagai penjahat kerah putih.
Bentuk kecurangan
-Penyalahgunaan aset
-Pencurian aset perusahaan.
Faktor terbesar untuk pencurian aset:
Tidak adanya sistem pengendalian internal
Kegagalan untuk menegakkan sistem pengendalian intern
-Kecurangan pelaporan keuangan
"... Perilaku yang disengaja atau ceroboh, baik dengan tindakan atau kelalaian, yang menghasilkan laporan keuangan secara material menyesatkan" (Komisi Treadway).
Alasan melakukan kecurangan pelaporan keuangan
Menipu investor atau kreditor
Meningkatkan harga saham perusahaan
Memenuhi kebutuhan arus kas
Menyembunyikan kerugian perusahaan atau masalah lain
Tindakan Komisi Treadway untuk Mengurangi Penipuan
Membangun lingkungan yang mendukung integritas proses pelaporan keuangan.
Identifikasi faktor-faktor yang menyebabkan kecurangan
Menilai risiko kecurangan dalam perusahaan.
Merancang dan melaksanakan pengendalian internal untuk memberikan jaminan telah diupayakan pencegahan terhadap tindak kecurangan
Auditor  bertanggung jawab untuk mendeteksi penipuan dengan cara :
memahami penipuan, mendiskusikan risiko adanya kecurangan laporan dengan anggota tim audit, mendapatkan informasi dengan mencari resiko faktor-faktor kecurangan, mengidentifikasi, menilai, dan menanggapi risiko, mengevaluasi hasil tes pemeriksaan, menentukan dampak kecurangan terhadap laporan keuangan, mendokumentasikan dan mengkomunikasikan apabila ada temuan, dan memasukkan fokus teknologi.

Fraud Triangle
1.      Tekanan ( Pressure)
Motivasi atau dorongan untuk melakukan kecurangan. Jenisnya :
bagi karyawan : keuangan, emosi, gaya hidup
masalah finansial : kondisi industri dan karakteristik manajemen
2.      Kesempatan (Opportunity)
Kondisi atau situasi yang memungkinkan seseorang atau organisasi untuk:
Melakukan kecurangan tersebut.
Menyembunyikan kecurangan
Mengkonversi pencurian atau penafsiran yang salah untuk keuntungan pribadi
3.      Alasan (Rationalization)
Pembenaran atas tindakan yang salah/ilegal.
Pembenaran, sikap yang menyatakan bahwa “saya tidak perlu jujur”, Kurangnya integritas pribadi sehingga encurian dihargai lebih tinggi dari kejujuran atau integritas.
Kecurangan komputer
Setiap tindakan ilegal di mana pengetahuan teknologi komputer digunakan untuk perbuatan jahat, melakukan investigasi dan melakukan pemerasan.

Munculnya kecurangan komputer
Biasanya disebabkan karena adanya pengertian yang tidak disepakati, banyak kecurangan yang tidak terdeteksi, tidak adanya pelaporan, kurangnya keamanan jaringan, panduan langkah-langkah yang mudah tersedia, belum adanya penegakkan hukum dan kerugian sulit untuk dihitung.
Klasifikasi kecurangan komputer
-masukkan kecurangan/input fraud
Perubahan atau memalsukan masukan/input
-proses kecurangan
Menggunakan sistem yang tidak sah
-Instruksi kecurangan Komputer
Memodifikasi perangkat lunak, penyalinan ilegal perangkat lunak, menggunakan perangkat lunak dengan cara yang tidak sah, menciptakan software untuk menjalankan kegiatan yang tidak sah
-Data Fraud
secara ilegal menggunakan, menyalin, browsing, mencari, atau merugikan data perusahaan
-Output fraud
Mencuri, menyalin, atau menyalahgunakan hasil cetakan komputer atau informasi yang ditampilkan.